20111021

"Laki laki memang belum jadi laki laki kalau belum merasakan besar dan tulusnya cinta seorang perempuan, tulus,...penuh untuknya...,"

"Padahal, untuk mendapatkan  cinta sebesar itu dari seorang perempuan, yang harus dilakukan oleh seorang laki laki hanyalah memberikan cintanya sebesar itu juga, penuh,...tanpa batas...tanpa balas..."

"Tapi itulah kadang kita laki laki lupa. Yang dia tahu siapa menang dan siapa yang kalah."

"Tak lama setelah tatapan itu, sesuatu di bawah kulit menyatu, layaknya perisai maha kuat yang melebur dan berkata bahwa apa pun yang terjadi di dunia ini, ia bisa melindungi wanita di hadapannya. Saat kebenaran sejati seorang laki laki datang, diam dan berdamai di dalam tubuh-menguatkan."

"Seorang laki laki bisa terbang kapan saja kalau ia mau, pertanyaan yang tertinggal hanya untuk apa dan siapa ia melakukannya."

"Jangan pernah meremehkan kekuatan seorang manusia, karena Tuhan sedikitpun tidak pernah..."



"Manusia selayaknya percaya, sebuah impian akan membawa kamu ke tempat tempat luar biasa, seperti hari ini, di tempat ini. Manusia selayaknya percaya kalau sesuatu yang luar biasa bisa terjadi."

"Mata kamu...adalah mata seorang wanita, mata yang akan melihat jauh ke depan tanpa sedikitpun pernah meninggalkan hatinya. Mata yang menjadi segala galanya bagi seorang pria, tempat dia akan menemukan tempat berlabuh di dalamnya...sepenuhnya...mendamaikan...sekaligus menguatkan..."

"...mungkin kesedihan datang bersama cinta, berjalan beriringan sebagai katalis yang menguatkan. Atau mungkin kesedihan dan kebahagiaan hanya kilas tipis yang harus ada dalam cinta saling menguatkan di antara rekah keduanya."

"Atau mungkin cinta yang benar, cinta selalu datang di antara kebahagiaan dan kesedihan, dan ketika kamu mencintaimu kamu menjadi kuat. Di antara kesedihanmu ia datang dan menguatkan, di antara kebahagiaanmu ia memberikan."

"Manusia layaknya mencintai, menjadi kuat dan berani karena mencinta, menahan segala keluh, dan kesedihan yang datang kepadanya, tanpa berputus asa."

"...diam diam menghapus lagi bening kebahagiaan di pelupuknya...karena cinta benar... Mencintai itu... tidak putus asa."

"...jadi yang pertama dan terakhir..."

"Mungkin semuanya menjadi berbeda saat kamu melangkah dan menginjak tanah tempat kamu berdiri, mungkin kadang manusia harus kembali menjejakkan kakinya di atas tanah tempat ia berdiri sekadar untuk menghitung jejak dan langkah kakinya, sejauh mana ia telah berjalan dengan langkahnya. Sejauh mana masa lalunya ada untuknya, sejauh mana ia akan meninggalkan masa lalunya untuk melangkah maju, melangkah lebih cepat lagi dalam hidupnya? Setiap manusia akan selalu menjalani takdir baiknya, setiap manusia akan selalu mempunyai kekuatan untuk bangkit kembali setelah ia jatuh. Tetapi pertanyaannya, seberapa cepat ia bangkit lagi dari jatuhnya? Seberapa cepat ia melangkah lagi...ia pasti bangkit, tetapi seberapa cepat ia bangkit?"

"Saya harus percaya cita cita saya, harapan saya, impian saya, kalau tidak untuk apa saya hidup? Kalau tidak, untuk apa saya pergi nantinya kalau waktu saya tiba?"

"...bila semuanya nanti menjadi terlalu dalam, dan akhirnya terlalu menyakitkan..."

Mungkin saya hanya persinggahan baik kamu. Terimakasih sudah bersama sama saya, terimakasih. Saya jadi tau yang namanya jatuh cinta dan hidup di dalamnya, yang memang benar benar indah dan ga pernah saya sangka.

"Seperti semua orang di dunia ini, hidup bersama impiannya setiap hari. Hanya yang memiliki impian itu yang bisa, menyerah atau tidak, berhenti atau terus."

 "Karena hidup tidak sempurna, dan hanya seorang pengecut mengharapkan hidup yang sempurna,..."

"Dan, laksana pedang dan perisai yang diam dan mengeras di bawah kulitmu, dari dalam diri ini kamu pun bermula lagi. Kamu pun tahu kalau kamu tidak akan bisa memutar kembali waktu untuk mengulangi semua hidup kamu dari awal, tetapi kamu pun tahu kalau kamu bisa terlahir kembali dan memulainya lagi dari sekarang, untuk akhir yang baru, akhir yang lebih indah-kamu terlahir kembali... Tanpa kamu berbicara lebih banyak lagi, kamu tahu disitulah awal dari perjuanganmu, karena bermimpi saja tidak akan pernah cukup, karena di situlah awal dari sebuah kenyataan."

"Awal dari bagaimana kamu meninggalkan bukti di dunia nyata atas apa yang kamu impikan, atas apa yang kamu percayai, sebuah kenyataan, tempat kamu hidup dan berbuat, bukti di dunia nyata yang membuat kamu dan impianmu akan selalu dikenang."

"Sebuah perbuatan, sebuah kenyataan yang melelahkan, sebuah kenyataan penuh tekad, tawa, peluh, air mata, dan luka. Sebuah kenyataan yang berbuat, sebuah kenyataan yang sering kali menyakitkan, sebuah kenyataan bernama kerja keras."

No comments:

Post a Comment